KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Robbi kami panjatkan,
sehingga saya
dapat menyelesaikan salah satu tugas dari Mata Kuliah Bahasa Indonesia, yang telah berhasil menyusun suatu tugas yang merupakan salah satu syarat mengikuti ujian
akhir semester ganjil. Perjalanan panjang menyusun tugas yang dijalani
oleh saya
dan telah menyelesaikan suatu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang berikan oleh dosen yang disusun dalam hasil sebuah Karya Ilmiah yang
berjudul “Benang Sebagai Bahan Pembuat Kain”.
Tentunya dalam penyusunan karya ilmiah ini adalah uraian secara lisan yang sebagian dari ringkasan suatu
materi dalam materi Karya
Ilmiah, selain itu tentunya masukan-masukan berupa pokok-pokok
pikiran tentang Karya Ilmiah yang
kami pelajari dan kami langsung
praktikan dalm suatu pembuatan Makalah
Karya Ilmiah dengan berupa penjelasan tentang benang sebagai bahan pembuat kain
yang telah disetujui oleh
dosen Bahasa Indonesia.
Dalam
hal pengerjaan tugas sebagai salah
satu syarat mengikuti ujian akhir semester ganjil ini kami juga
tidak lupa kepada dosen
yang telah membimbing saya
dalam pembuatan suatu dan makalah karya
ilmiah ini.
Kami yakin, masih banyak pokok-pokok pikiran
yang belum atau tidak sempat di tuangkan dalam pengerjaan tugas ini selain keterbatasan kemampuan kami
sendiri maupun kondisi. Tanpa bantuan,
dorongan, serta tuntutan dari semua pihak, termasuk dosen mata kuliah bahasa indonesia yang telah
mendukung terselesaikannya tugas ini.
Akhirnya kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas masukan-masukan yang telah
diberikan.
Bandung, 17 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR
GAMBAR.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A.
Latar Belakang.........................................................................................1
B.
Tujuan.....................................................................................................2
C.
Rumusan
Masalah....................................................................................2
BAB II PEMBUATAN BENANG DARI BAHAN SERAT........................................3
A.
Serat........................................................................................................3
1.
Serat
Alami........................................................................................3
2.
Serat
Sintetis......................................................................................4
3.
Serat
Mineral.....................................................................................4
4.
Serat
Polymer....................................................................................4
B.
Perkembangan Bahan
dan Alat Produksi...................................................5
1.
Perkembangan
Bahan.........................................................................5
2.
Alat
Produksi....................................................................................5
BAB III PEMBUATAN KAIN.................................................................................5
A.
Jenis Serat Dalam
Pembuatan Kain........................................................11
1.
Serat
Linen......................................................................................11
2.
Serat
Wol........................................................................................11
3.
Serat
Kapas.....................................................................................12
4.
Serat
Sutra......................................................................................12
5.
Polyester.........................................................................................13
B.
Jenis Bahan
Berdasarkan Proses Pembuatannya..................................16
1.
Woven/Weaving/Tenun.................................................................16
2.
Knit/Rajut.......................................................................................16
BAB IV PENUTUP...............................................................................................17
A.
Kesimpulan..........................................................................................17
B.
Saran.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Cara Blowing...............................................................................5
Gambar 2 Cara Carding...............................................................................6
Gambar 3 Cara Drawing Breaker.................................................................6
Gambar 4 Cara Drawing Finisher................................................................7
Gambar 5 Cara Roving.................................................................................7
Gambar 6 Cara Ring Spinning/ Ring Frame................................................8
Gambar 7 Cara Winding..............................................................................9
Gambar 8 Cara Doubling.............................................................................9
Gambar 9 Cara TFO (Two for One Twister)……………………….........10
Gambar 10 Cara Packing………………………………………….....…..10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembangunan sektor industri saat ini
merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang
berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan
pemerataan pembangunan, khususnya dibidang tekstil. Disisi lain kegiatan industri tekstil dalam proses produksinya selalu
disertai ketidaktahuan para masyarakat tentang barang berkualitas
yang dipakai oleh mereka sendiri.
Setiap industri
tekstil yang ada pasti mempunyai ciri khas tentang bagus atau tidaknya barang
tekstil tersebut,
sehingga dalam
pembuatan pakaian dari bahan kain yang di desain secara teratur dan mempunyai
teknik tersendiri dan khas produksi tersebut sehingga para industri tekstil di
Indonesia khususnya mempunyai ciri kualitas yang berbeda-beda dalam hal
kualitas pakaian tersebut. Dalam hal ini mungkin kita harus memilih suatu
pakaian atau barang tekstil yang lain yang digunakan kita sehari-hari harus
lebih bagus sehingga dalam pemakaiannya pun lebih nyaman dan cocok buat kita
pakai sehari-hari dan mempunyai daya nyaman yang tinggi.
Mengingat kegiatan sektor industri
tidak terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang dapat produksi
tekstil lebih mudah dibuat dan nyaman dipakai sehingga tidak merugikan konsumen
Selain itu masih banyak perusahaan
yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang mengarah kepencegahan tentang barang
tekstil yang ilegal yang tidak ada hak pabrimyang sah sehingga dalam hal
tersebut lebih kepada pemerintah yang harus lebih mengetatkan tantang hak dan
kewajiban para industri tekstil yang harus mempunyai hak cipta yang kuat
sehingga tidak ditiru oleh para peniru-peniru ilegal yang banyak berkeliaran. Dari pihak pekerja itu sendiri disamping pengertian dan
pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan
alat produksi atau
mematuhi aturan yang ilegal.
Oleh karena itu masalah keselamatan
perindustrian
tekstil di Indonesia tidak
dapat dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus dilakukan secara terpadu yang
melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan, tenaga kerja serta
organisasi lainnya (Perguruan Tinggi).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui para pembaca
tentang bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan kain.
2. Untuk mengetahui pembaca cara
pembuatan kain yang berkualitas.
3. Untuk mengetahui para pembaca
tentang menariknya industri tekstil.
C.
Rumusan Masalah
Ø
Serat apakah yang digunakan dalam
pembuatan benang?
Ø
Alat produksi apa yang digunakan dalam
pemintalan benang?
Ø
Alat
produksi apa yang digunakan dalam pembuatan kaing?
BAB II
PEMBUATAN BENANG DARI BAHAN SERAT
A.
Serat
Serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering
dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam
ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia menggunakan serat dalam
banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi
dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis
dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Namun demikian,
serat alami memiliki berbagai kelebihan khususnya dalam hal kenyamanan.
1.
Serat
alami
Serat
alami meliputi serat yang diproduksi
oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini bersifat dapat mengalami pelapukan. Serat
alami dapat digolongkan ke dalam:
- Serat tumbuhan/serat pangan; biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan kain ramie. Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil. Serat tumbuhan juga penting bagi nutrisi manusia.
- Serat kayu, berasal dari tumbuhan berkayu.
- Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah serat laba-laba (sutra) dan bulu domba (wol).
- Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.
2.
Serat sintetis
Serat
sintetis atau serat buatan manusia
umumnya berasal dari bahan PETROKIMIA. Namun demikian, ada pula serat
sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon.
Yang dimaksud PETROKIMIA adalah bahan kimia apapun yang diperoleh dari bahan bakar fosil. Ini termasuk bahan bakar fosil yang telah dipurifikasi
seperti metana, propana, butana, bensin, minyak tanah, bahan bakar diesel, bahan
bakar pesawat,
dan juga termasuk berbagai bahan kimia untuk pertanian seperti pestisida, herbisida, dan pupuk, serta bahan-bahan seperti plastik, aspal, dan serat
buatan.
3.
Serat mineral
4.
Serat polimer
- Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia. Bahan yang umum digunakan untuk membuat serat polimer:
- polyamida nilon,
- PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik,
- fenol-formaldehid (PF)
- serat polivinyl alkohol (PVOH)
- serat polivinyl khlorida (PVC)
- poliolefin (PP dan PE)
- polyethylene (PE),
- Elastomer, digunakan untuk membuat spandex,
- poliuretan.
B.
PERKEMANGAN BAHAN DAN ALAT PRODUKSI
1.
Perkembangan
Bahan
Perkembangan bahan selama ini mungkin yang sangat dibutuhkan dalam
pemuatan benang sangatlah dibutuhkan sekali terutama serat-serat alami yang dijadikan
awal sebuah pembuatan benang.
Mungkin dalam pembuatan suatu kain yang
merupakan kebutuhan kita sehari-hari dalam berpakaian mungkin ini adalah hal
yang paling kita butuhkan sehingga bahan yang diproduksi pun harus lebih
berkualitas dan terasa nyaman oleh sang pengguna pakaian tersebut. Dalam
perkembangan bahan kain mungkin saat ini masih terbilang bisa saja, karena
bahan yang digunakan hanyalah benang yang merupakan bahan-bahan berkualitas
biasa saja. Tetapi dilihat dari produksinya mungkin bisa dibilang berkualitas
tinggi karena alat produksi yang digunakan sekarang adalah alat-alat produksi
yang berkualitas modern.
2.
Alat
Produksi
1. Blowing
Gambar 1. Cara Blowing
Merupakan
proses pertama dalam pembuatan benang. Di area blowing, mesin Blendomat bekerja
secara otomatis membuka dan mengambil gumpalan serat kapas dari 25 hingga 30
bale bahan baku.
Untuk
pembuatan benag TR, pada proses ini juga terjadi pencampuran antara serat
polyester dengan serat rayon dan terjadi pembersihan/ pemisahan serat dengan
kotoran yang ada diserat. Blendomat akan menghasilkan pencampuran serat yang
rata. Setelah itu serat-serat yang telah tercampur menuju ruang carding.
2. Carding
Gambar 2. Cara Carding
Dari
ruang blowing, gumpalan serat yang telah dibuika, diubah menjadi bentuk
memanjang disebut sliver carding. Dan untuk pertama kalinya terjadi pelurusan,
peregangan serta, serta terjadi pemisahan serta pendek dengan serat panjang.
Tujuan pemisahan tersebut untuk menjaga ahar kekuatan benang sesuai dengan yang
diharapkan. mesin carding ini mampu menghasilkan kualitas sliver yang baik
dengan nep yang rendah, kapasitas produksinya mencapai 65 kg/jam.
Sliver
yang telah melewati proses carding tersusun rapi dan can yang secara otomatis
pula berganti setelah can penuh. Selanjutnya sliver carding menuju mesin
drawing breaker.
3.
Drawing Breaker
Gambar 3. Cara Drawaing Breaker
Dari
proses carding, sliver carding diubah menjadi sliver drawing breaker, dimana
terjadi proses peregangan dan pen-sejajaran serta. Besarnya perbandingan antara
serat dengan panjang sliver drawing breaker ini akan berpengaruh pada nomor
benang yang dihasilkan. Mesin drawing breaker ini dilengkapi dengan auto
leveler yang mampu menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk
selanjutnya dibawa ke mesin drawing finisher.
4. Drawing
Finisher
Gambar 4. Drawing Finisher
Fungsi
proses ini sama dengan fungsi pada drawing breaker. Hasil dari mesin drawing
finisher ini disebut sliver drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya
lebih lurus serta sudah terpisah antara serat pendek dan serta panjang. Sama
seperti drwing breaker, drawing finisher juga mempunyai auto leveler yang dapat
menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke
mesing roving.
5. Roving
Gambar 5. Cara Roving
Setelah
melewati proses drawing finisher, bentuk sliver diubah menjadi memanjang dan
lebih kecil, dinamakan roving yang kemudian digulung dalam bobbin roving.
Roving serat akan mengalami pen-sejajaran dan peregangan kembali. Adapun
besarnya perbandingan antara berat dan panjang roving akan berpengaruh pada
nomor benang yang akan dihasilkan. Selanjutnya bobbin roving dibawa menuju ke
mesin ring spinning.
6. Ring
Spinning/ Ring Frame
Gambar 6. Cara Ring Spining/Ring Frame
Untuk
menjadi benang, roving mengalami proses peregangan, pemberian antihan/ twist
dan penggulungan. Benang yang dihasilkan ini digulung pada cop yang dibedakan
warnanya. Hal ini dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang dapat dibedakan
pula, sehingga terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya.
Mesin
ring spinning memiliki kapasitas 1008 spindle, dilengkapi dengan automatic
droffing yang sudah maksimal gulungannya. Kecepatan penggulungan mesin ini
mencapai 15.000-17.000 rotation per minute. Mesin ring spinning dapat
menghasilkan kualitas benang yang baik untuk proses knitting (rajut) maupun
weaving (tenun). Untuk menghindari berhentinya mesin dalam waktu yang cukup
lama, pada mesin ini biasanya ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan
mengambil hasil proses atau droffing.
7. Winding
Gambar 7. Cara Winding
Mesin
ini digunakan untuk memindahkan gulungan bebang dari cop ke cone sekaligus
menghilangkan bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang terlalu
tipis dalam panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone bisa berupa
paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap di packing atau masuk ke
proses selanjutnya.
Mesin
winding ini dilengkapi dengan yarn clearer uster quantum dan loefpe yang dapat
menghasilkan benang dengan kualitas terbaik untuk proses rajut atau tenun.
8. Doubling
Gambar 8. Cara Doubling
Setelah
proses winding selesai, benang memasuki proses doubling. Doubling berfungsi
untuk merangkap benang, disini benang single diubah menjadi benang double dan
gulungannya dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang telah ditentukan.
Mesin doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang berfungsi agar tidak
terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di doubling dan secara
otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap kurang dari dua atau
lebih.
9. TFO
(Two for One Twister)
Gambar 9.Cara TFO(Two For One Twinster)
Di
area TFO, benang dari mesin doubling diberi antihan/ twist, gulungannya dipindahkan
kembali ke cone. Mesin TFO dapat menghasilkan produksi dengan varian twist yang
rendah serta ditunjang dengan double winder yang dilengkapi dengan yarn clearer
untuk menunjang kualitas produksi yang baik, yang fungsinya agar tidak terjadi
penyimpangan dari jumlah benag yang harus di doubling. Benang yang dihasilkan
bisa menggunakan paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap packing.
10. Packing
Gambar 10. Cara Packing
Setelah
seluruh proses selesai, benang dibawa menuju ruang ultra violet, quality
control memeriksa kesempurnaan gulungan benang, selanjutnya benang siap
dipacking. Benang di kemas kedalam karung atau dus baik benang single yang
dihasilkan dari mesin winding atau benang double yang dihasilkan dari mesin TFO. Pada proses ini, benang harus benar-benar
dipisahkan menurut jenis nomornya agar terhindar dari komplain pihak konsumen.
BAB III
JENIS KAIN DAN CARA PEMBUATAN KAIN
A.
JENIS SERAT
DALAM PEMBUATAN KAIN
Kain adalah
bahan dari subuah pakaian yang di pakai kita sehari-hari dan kain sangat
diperlukan oleh kita sebagai sarana busana. Pada umumnya Kain
adalah bahan baku utama membuat pakaian. Pemilihan jenis kain yang cocok dan
sesuai dengan model dan kenyamanan si pemakai adalah bagian terpenting sebelum
membuat pakaian. Untuk kita orang awam, ada baiknya kita mengetahui ada berapa
banyak sih jenis - jenis kain yang sering kita jumpai. Berikut ulasan yang
dapat saya kumpulkan dari berbagai media sumber informasi.
Kain/
tekstil sintetik, seperti nilon dan polyester, diproduksi secara menyeluruh
dari bahan kimia. Tekstil alam, seperti kapas, sutra dan wol tebuat dari serat
tanaman atau hewan. Tekstil sintetik sangat bermanfaat karena memiliki sifat
yang berbeda dan lebih maju dibanding bahan alami. Jas hujan plastik contohnya,
adalah tahan air.
1.
Serat
Linen
Serat
yang pertama kali digunakan manusia adalah serat dari sejenis alang-alang,
yaitu Linum usitatissimum. Kain yang dihasikan dikenal dengan nama linen.
Pembudidayaannya dimulai pada periode Neolitikum(5000-1000 SM). Kain linen
mempunyai sifat agak tebal dan kaku, dengan permukaan yang halus dan sangat
kuat. Oleh karna itu, kain ini sering digunakan sebagai taplak meja, serbet,
tirai, dan sebagainya.
2. Serat wol
Serat
wol yang terbuat dari bulu domba ini, mulai dikenal pada jaman Perunggu
(2500-1000SM). Kain yang dihasilkan dapat memberikan kehangatan bagi pemakai,
khususnya di daerah dingin. Mengapa? Hal ini karena serat wol memiliki
kelenturan yang tinggi. Daya regangnya dapat mencapai 35% dari panjang semula.
Seratnya bersisik dan keriting. Untuk mendapatkan jenis serat yang memiliki
keunggulan khusus, peternak mengawinsilangkan beberapa jenis domba untuk
memperoleh serat seperti yang diharapkan. Hasil kawin silang domba Tarantin
(Spanyol) dengan Laodisia (Asia Kecil) menurunkan nenek moyang domba Merino
yang memiliki bulu yang halus. Selain domba, bulu juga diambil dari hewan
lainnya seperti kambing dan kelinci Angora, unta Bactrian dari Asia, serta bulu
Llama dari Amerika Latin.
3. Serat Kapas
Serat
yang paling populer di dunia, yaitu serat kapas yang sering disebut katun. Daya
serapnya yang tinggi membuat nyaman bila digunakan sebagai pakaian. Sifat yang
dimilikinya cocok dengan iklim tropis. Kekurangannya adalah kain ini mudah
sekali kusut dan susut pada pencucian pertama. Serat kapas berasal dari tanaman
Gossypium, sejenis belukan dengan tinggi antara 120-180cm. Awalnya serat ini
ditemukan di India kemudian menyebar ke daerah lain.
4. Serat Sutra
Sutera
tidak berasal dari bulu atau bagian tanaman melainkan dari air liur ulat
sutera. Ulat ini adalah sejenis larva dari ngengat sutera Bombyx mori dari
keluarga Lepidopter. Sebelum membentuk kepompong, ulat memakan daun murbei,
Morus alba, L.
Kepompong ulat sutera terbuat dari cairan yang keluar dari mulutnya. Seluruh tubuh ulat akan terbungkus dalam jaringan lilitan air liur. Lilitan ini akan mengeras dan bila diurai menjadi serat panjang dan halus. Diantara yang lain serat ini merupakan serat terpanjang karena air liur ulat tidak akan terputus sebelum seluruh kepompong terbentuk.
Kepompong ulat sutera terbuat dari cairan yang keluar dari mulutnya. Seluruh tubuh ulat akan terbungkus dalam jaringan lilitan air liur. Lilitan ini akan mengeras dan bila diurai menjadi serat panjang dan halus. Diantara yang lain serat ini merupakan serat terpanjang karena air liur ulat tidak akan terputus sebelum seluruh kepompong terbentuk.
Serat
yang memiliki kilau tak tertandingi ini berasal dari Tiongko dan sudah dikenal
sejak pemerintahan kaisar Huang-ti (2640SM). Istri kaisar Huang-ti lah yang
pertama kali menemukan serat sutera dan merancang alat tenun khusus untuk
menenunnya. Kemudian Bangsa Tiongkok terkenal dengan produksi kain sutera
terbaik di dunia.
Sutera kemudian menjadi komoditi penting dalam perniagaan dunia, sehingga muncullah jaringan perjalanan sutera yang dikenal dengan nama Jalur Sutera(Silk Road). Mulanya pembuatan serat sutera dirahasiakan. Namun akhirnya bocor dan pembuatannya menyebar ke beberapa daerah lain termasuk Indonesia. Pada masa kerajaan Sriwijaya, tanaman Murbei sudah dibudidayakan. Setelah itu tanah Gayo merupakan daerah yang pernah menjadi penghasil sutera bermutu tinggi. Dewasa ini budidaya sutera terpusat di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sutera kemudian menjadi komoditi penting dalam perniagaan dunia, sehingga muncullah jaringan perjalanan sutera yang dikenal dengan nama Jalur Sutera(Silk Road). Mulanya pembuatan serat sutera dirahasiakan. Namun akhirnya bocor dan pembuatannya menyebar ke beberapa daerah lain termasuk Indonesia. Pada masa kerajaan Sriwijaya, tanaman Murbei sudah dibudidayakan. Setelah itu tanah Gayo merupakan daerah yang pernah menjadi penghasil sutera bermutu tinggi. Dewasa ini budidaya sutera terpusat di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
5.
Polyester
Polyester
fiber, adalah serat sintetik yang terbuat dari hasil polimerisasi etilen glikol
dengan asam tereptalat melalui proses polimerisasi kondensasi. Hasil
polimerisasi berupa chip atapun polimer leleh, yang kemudian di lakukan proses
spinning untuk membentuk fiber. Pembentukan fiber dilakukan dengan temperatur
di atas titik leleh polyester, dengan bantuan gear pump yang menentukan ukuran
fiber yang keluar melalui spinneret. Spinneret disini akan menentukan cross
section atau bentuk dari fiber yang diinginkan, seperti bulat, segitiga, dan
lain-lain. Selanjutnya ribuan helai serat panjang ini disatukan dan ditarik
serta diletakkan di dalam can. Serat-serat dari bebarapa can kemudian ditarik
(draw) bersama sama sehingga didapatkan serat dengan ketebalan tertentu
biasanya dinyatakan dengan satuan denier. Pada proses peregangan ini diberikan
spin finish oil yang berfungsi mengurangi elektro statik yang terjadi pada saat
serat polyester diproses pada mesin mesin pemintalan berikutnya. Setelah
melalui proses peregangan selanjutnya masuk ke proses crimping. Kemudian serat
tadi dipotong potong menggunakan rotary cutter dengan panjang sesuai dengan
keperluan, misalnya 38 mm, 44 mm, 51 mm dan lain sebagainya. pada saat proses
pemotongan serat diberikan hembusan agar serat-serat yang telah terpotong
pendek-pendek dapat terurai satu sama lain. Serat yang telah selesai dipotong
dikemas pada mesin baling press dengan standar berat sekitar 350 kg per bal.
Selain kehalusan (denier) serat dan panjang serat, kilau (luster) juga
merupakan spesifikasi yang sangat penting, misalnya bright, semi dull atau
dull. Serat poliester merupakan bahan baku bagi pabrik pemintalan (spinning)
yang membuat benang pintal. Di pabrik pemintalan serat poliester biasanya diproses
untuk produk benang pintal poliester 100% atau cempuran dengan serat alam atau
serat sintetik lainnya. Misalnya poliester/katun, polyester/rayon,
polyester/rami, polyester/flax, polyester/acrilik dlsb.
Contoh Karakteristik serat poliester : Kehalusan : 1.3 denier,
Panjang : 38 mm, Kekuatan tarik : 6.6 gram/denier, Mulur : 22%,
Mengkerut : 6.3%, Krimp : 5.2 per Cm, Kandungan oil : 0.15%,
Kandungan air : 0.4%
Hal
yang penting untuk mendapatkan perhatian pada proses serat polyester di pabrik
pemintalan adalah timbulnya elektro statis pada saat serat mengalami gesekan,
baik antar serat dengan serat sendiri dan juga antara serat dengan metal atau
karet yang merupakan bagian mesin yang bergesekan langsung dengan serat yang
diproses. Elektro statik ini berdampak kepada ketidak-lancaran proses
pemintalan seperti terjadinya serat menggulung (lapping) pada rol-rol yang
berputar atau serat menyumbat (choking) pada corong atau terompet. Untuk
mengurangi gejala elektro statik ini biasanya ditempuh hal-hal sebagai
berikut : Pada serat diberikan anti statik atau spin finish oil,
mesin-mesin produksi dibumikan (grounding) dan mengatur suhu dan kandungan
kelembaban udara di ruangan pabrik, Misalnya suhu 30 derajat Celcius dan
kelembaban udara (relative humidity) 53% di ruangan Ring Spinning.
·
Kelebihan
dan kekurangan kain polyester
Dalam dunia kain, dikenal dua jenis kain yang utama. Kedua
jenis kain tersebut adalah kain yang terbuat dari serat alami dan kain yang
terbuat dari serat buatan atau sintetis. Contoh kain yang terbuat dari serat
alami adalah kain katun. Salah satu contoh kain sintetis adalah kain
polyester. Bahan pembuat kain
polyester adalah polyethylene
terepththalate (PET). Bahan ini adalah bahan yang juga digunakan
sebagai bahan pembuat botol minuman plastik. Dalam industri garmen, kain
polyester umumnya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pakaian dan perlengkapan rumah tangga, seperti
seprai, penutup tempat tidur, tirai, dan gordin.
Kain katun mungkin memang terasa lebih alami daripada kain
polyester.
Namun, kain polyester tidak mudah kusut dan lebih cepat kering setelah
dicuci. Selain itu, baju yang terbuat dari kain
polyester tidak
mudah susut maupun melar. Kain polyester tidak memerlukan penyetrikaan panas.
Karena terbuat dari serat sintetik, kain
polyester kurang
mampu menyerap panas dan keringat saat dikenakan. Pakaian yang terbuat dari
kain ini lebih cocok dikenakan di daerah bersuhu dingin atau ruangan ber-AC.
Bagi Anda yang beraktivitas di luar maupun di dalam ruangan dengan suhu yang
panas, sangat tidak dianjurkan untuk mengenakan pakaian berbahan polyester.
Kelebihan lain dari kain polyester adalah ketahanannya terhadap pencucian kimia/ dry
cleaning dan pelarut organik. Kain ini juga lebih tahan terhadap jamur
dan bakteri dibanding kain katun. Untuk memanfaatkan kelebihan kain
polyester serta
meminimalisir kekurangannya, serat kain
polyester biasanya
dipintal bersama serat alami. Penggabungan kedua serat ini mampu menghasilkan
pakaian dengan sifat-sifat gabungan kedua serat. Namun, jika Anda memerlukan
pakaian berbahan seratus persen katun, sebaiknya telitilah dulu pakaian
tersebut sebelum membelinya. Cara membedakan pakaian berbahan katun atau
polyester sangatlah mudah. Anda cukup mengambil sehelai benang dari kain
tersebut kemudian bakarlah ujungnya. Asap pembakaran kain yang terbuat dari
katun berbau seperti kertas terbakar, sedangkan asap pembakaran kain polyester
berbau seperti plastik terbakar. Pilihlah selalu jenis kain yang sesuai dengan
kebutuhan Anda.
B. JENIS BAHAN BERDASARKAN PROSES
PEMBUATANNYA
a.
Woven/Weaving/Tenun
Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
Kain yang di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di tenun/ dianyam. Sering disebut kain tenun. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
b. Knit/Rajut
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
Kain yang dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang , sering di sebut kain rajut. Cirinya kain ini dapat di tarik atau elastis. Contoh dari kain rajut : jersey, interlock, rib, single jersey, tricot dll.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dalam
suatu pembuatan seatu kain dapat kita ketahui bahwa kain tersebut dapat dibuat
berbagai macam cara dan juga terdapat bahan-bahan yang merupakan bahan alami
yang asli terbuat dari alam, rata-rata bahan untuk pembuatan benang adalah
serat yang sengaja ditanam bahan serat yang akan dibuat menjadi benang. Untuk
pembuatan suatu kain bahan yang dibuat awal pembuatannya adalah dari benang.
Benang pun dibuat sedemikian rupa dengan alat-alat produksi yang modern
sehingga dalam pembuatannya pun lebih cepat dan mempunyai hasil yang maksimal
sehingga hasil produksinya pun terbilang memang besar. Jadi dalam pembuatan
kain pun dapat dengan cepat dibuat. Pembuatan kainpun pada masa kini dalam
pembuatannya juga dengan menggunakan mesin baik dari pembuatan dengan cara
rajut dan tenun juga banyak yang menggunakan mesin-mesin modern sehingga dalam
pembuatannya lebih cepat dan berkualitas tinggi. Sehingga pada masa modern ini
bahan dan alat produksi tekstil sudah menggunakan mesin-mesin modern. Maka itu
begitu menariknya dan canggih dibidang pertekstilan.
B.
Saran
Ø
Dalam bidang pertekstilan diindonesia
harus lebih canggih dalam pembuatan suatu barang busana masyarakat.
Ø
Kita harus lebih menghargai suatu
pembuatan dan hak cipta.
Ø
Tidak adanya barang ilegal tentang
tekstil atau peniruan-peniruan barang busana.
Ø
Harus lebih kreatif dan sportif
dibidang pertekstilan. Sehingga tidak adanya perselisiahan dan persaingan dalam
penjualan.
Ø
Kita sebagai Bangsa Indonesia harus
lebih menghargai barang-barang busana buatan kita sendiri.
Ø
Perlu penegakkan hukum yang sesuai
ketentuan dari bahan ilegal yang masuk ke negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
o
Tentang
kain-thereasonofwhy-file
o
Juknis
restrukturisasi ITPT
o
Serat Kain
Sintetis « Renaldypamungkas's Blog.htm
o
proses-pembuatan-kain-dari-kapas-sampai-ke-kaos-polos.htm
o
bahantekstil.php.htm
Izin copast untuk tugas
BalasHapusMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp bakteri dan nutrisi, untuk informasi lebih lanjut mengenai Chemical bisa email ke tommy.transcal@gmail.com terima kasih
BalasHapus