Senin, 07 Mei 2012

Pernahkah menatap orang terdekat ketika sedang tidur


Pernahkah menatap orang terdekat ketika
sedang tidur.......
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap
mereka saat sedang tidur.

Saat itu yang tampak adalah ekspresi
paling wajar dan
paling jujur dari seseorang.
Orang paling kejam didunia pun jika ia
sudah tidur tak
akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah Anda saat beliau
sedang tidur.
Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar
dan gagah itu
kini semakin tua dan ringkih,

beta pa rambut-rambut putih mulai
menghiasi kepalanya,
betapa kerut merut mulai
terpahat di wajahnya. Orang inilah yang
tiap hari
bekerja keras untuk kesejahteraan kita,
anak-anaknya. Orang inilah yang rela
melakukan apa
saja asal perut kita kenyang dan
pendidikan kita berjalan lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibunda
Anda. Kulitnya
mulai keriput dan tangan yang
dulu halus membelai- belai tubuh bayi
kita itu, kini
kasar karena tempaan hidup yang
keras. Orang inilah yang tiap hari
mengurus kebutuhan
kita. Orang inilah yang paling
rajin mengingatkan dan mengomeli kita
semata- mata
karena rasa kasih dan sayang,
dan sayangnya, itu sering kita salah
artikan.

Cobalah tatap wajah orang-orang tercinta
itu...Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak,
Sahabat, Semuanya...

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.
Rasakanlah energi cinta yang mengalir
perlahan saat
menatap wajah yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir
deras ketika
mengingat betapa banyaknya
pengorbanan yang telah dilakukan
orang-orang itu untuk
kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh
kesalahpahaman
kecil yang entah kenapa
selalu saja nampak besar. Secara ajaib
Tuhan mengatur
agar pengorbanan itu bisa
tampak lagi melalui wajah-wajah jujur
mereka saat
sedang tidur. Pengorbanan yang
kadang melelahkan namun enggan mereka
ungkapkan. Dan
ekspresi wajah ketika tidur
pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata...
"betapa
lelahnya aku hari ini".
Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia
berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.
Suami yang bekerja keras mencari nafkah,
istri yang
bekerja keras mengurus dan
mendidik anak, mengatur rumah. Kakak,
adik, anak, dan
sahabat yang telah melewatkan
hari-hari suka dan duka bersama kita.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan
pahit yang
pernah terjadi dengan menatap
wajah -wajah mereka. Rasakanlah betapa
kebahagiaa n dan
keharuan seketika
membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika
esok hari
mereka "orang-orang terkasih itu"

tak lagi membuka matanya, selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar